TAK lama lagi, 6 November 2011, umat muslim akan merayakan Idul Adha. Seperti biasanya hari raya ini akan diisi dengan salat Ied yang dilanjutkan dengan pemotongan hewan kurban.Namun, bagaimana bila kita berlebihan dalam menikmati daging, terutama pada Hari Raya Idul Adha?
Masyarakat Indonesia memang sangat familiar dengan sajian daging. Banyak hidangan khas Nusantara yang menggunakan daging sebagai bahan dasar utama, sebut saja satai, sop buntut, sop kambing, atau rendang yang kini telah dinobatkan sebagai makanan terlezat di dunia.
Dari segi kesehatan, daging mengandung gizi terutama protein dan lemak hewani yang penting bagi tubuh kita. Apalagi pada masa pertumbuhan, protein penting sebagai zat pembangun dan menjaga keutuhan tubuh serta mengganti sel-sel yang rusak. Adapun lemak yang terkandung dalam daging berperan sebagai sumber energi serta asam lemak esensial pembentukan sel membran tubuh dan steroid serta hormon. Lemak dan protein memang dibutuhkan tubuh kita untuk menunjang aktivitas.
Waspadalah, meski penting, ada baiknya membatasi daging sebab bila dikonsumsi berlebihan bisa menyebabkan ganggguan pada saluran cerna atas maupun bawah, terutama penyakit GERD (gastroesophageal reflux disease).
Praktisi klinis Ari Fahrial Syam menuturkan GERD merupakan penyakit akibat gaya hidup sehingga kasusnya semakin meningkat di masa depan. Penyakit ini terjadi karena adanya aliran balik isi lambung termasuk asam lambung ke kerongkongan karena adanya kelemahan klep antara lambung dan kerongkongan. Selain itu adanya gangguan pengosongan lambung juga menginduksi timbulnya GERD.
Lemak yang berlebihan dapat menyebabkan pengosongan lambung menjadi lambat dan adanya gangguan pada klep sehingga isi lambung berbalik arah ke kerongkongan. Pasien dengan GERD biasanya merasakan panas pada dada seperti terbakar (heart burn). Pasien GERD juga merasakan ada sesuatu yang balik arah dari lambung naik ke atas (regurgitasi).
Selain itu, pasien biasanya merasakan mulut terasa pahit dan keluhan lain seperti nyeri di ulu hati, kembung, begah, dan sering sendawa. Pasien biasanya mengira kalau keluhan nyeri dada ini karena masalah jantung tetapi sebenarnya karena adanya asam lambung yang kembali arah ke atas tersebut. Asam lambung yang naik tersebut juga dapat menginduksi terjadinya sesak napas, batuk kronis, rhinitis (radang hitung) kronis, radang pita suara (laryngitis), sampai ngilu pada gigi.
Faktor penyebab utama GERD memang karena mengonsumsi daging dalam waktu singkat secara berlebihan. Kondisi itu diperberat jika daging dimasak dengan santan yang berlebihan disertai bumbu masak yang merangsang seperti asam dan pedas.
Apabila setelah mengonsumsi daging kita langsung tidur, bisa memperburuk timbulnya GERD karena akan menyebabkan makanan yang telah sampai di lambung berbalik arah ke kerongkongan.
Sumber