SATU lagi keuntungan mengonsumsi makanan kaya akan serat. Oatmeal, beras merah, dan dan sereal dinilai efektif mengurangi risiko seseorang mengidap kanker usus, menurut sebuah analisis dari 25 penelitian.
Para ahli mengatakan serat dari sereal dan biji-bijian pada khususnya mengurangi risiko kanker usus. Tetapi, mereka tidak menemukan bukti adanya penurunan yang signifikan dari serat dalam buah, sayuran, dan kacang-kacangan.
Studi yang telah dipublikasikan secara online di British Medical Journal(BMJ) edisi November 2011 ini menemukan bahwa untuk setiap kenaikan 10 g asupan serat per hari, ada penurunan 10 persen risiko kanker usus. Jadi, orang yang sudah makan makanan yang mengandung 5 g serat sehari sudah memiliki 10 persen penurunan risiko, apalagi jika mereka makan 15 g sehari.
Ada juga pengurangan 20 persen risiko untuk setiap tiga porsi serat sehari (90 g sehari) dari biji-bijian, termasuk roti gandum, sereal, beras merah, dan oatmeal.
Para peneliti, termasuk para ahli dari Imperial College London dan University of Leeds, mengatakan, "Hasil penelitian kami menunjukkan pengurangan 10 persen risiko kanker kolorektal untuk setiap asupan serat sebanyak 10 g/hari serat total dan serat sereal dan sekitar 20 persen pengurangan untuk setiap tiga porsi (90 g/hari) dari gandum setiap hari, dan pengurangan lebih lanjut dengan asupan yang lebih tinggi."
Adapun risiko sepanjang umur pengembangan kanker usus untuk pria adalah sekitar satu dari 18. Untuk perempuan, sekitar satu dari 20. Studi sebelumnya memang telah menghasilkan hasil yang beragam pada apakah serat mengurangi risiko kanker usus.
Oleh karena itu, para peneliti memerlukan studi lebih lanjut untuk menentukan jenis serat dengan melibatkan faktor gaya hidup. Seperti dikutip dari Press Association, Jumat (11/11), Debora Alsina, chief executive dari Bowel Cancer UK mengatakan: "Perubahan sederhana pada pola makan dan gaya hidup dapat membuat perbedaan besar. Perubahan seperti meningkatkan asupan serat benar-benar dapat membantu Anda merasa lebih sehat dan mengurangi risiko penyakit."
Sumber